Ekonomi

Ekonomi
PERBANDINGAN REGIONAL

Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Halmahera Selatan merupakan yang tertinggi di Provinsi Maluku Utara

Angka PDRB Kabupaten Halmahera Selatan pada tahun 2019 mencapai angka 7226,3 milyar rupiah

        Keberhasilan pembangunan suatu wilayah dapat dilihat dari kondisi sosial ekonomi suatu daerah, salah satunya adalah dengan melihat indikator-indikator yang dikeluarkan oleh BPS seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, persentase penduduk miskin, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM ). Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu indikator penting untuk menggambarkan kinerja perekonomian di suatu daerah. Perekonomian Kabupaten Halmahera Selatan pada tahun 2019 tumbuh sebesar 12,02 persen, merupakan yang tertinggi di Provinsi Maluku Utara. Sedangkan jika melihat dari nilainya, Kabupaten Halmahera Selatan hanya berada di bawah Kota Ternate untuk ruang lingkup Provinsi Maluku Utara.

         Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Halmahera Selatan tahun 2019 sebesar 4,58 persen. Angka ini merupakan keempat terendah di Provinsi Maluku Utara. Angka TPT tertinggi di Provinsi Maluku Utara dipegang oleh Kota Ternate dengan angka sebesar 6,06 persen. Sedangkan angka TPT terendah berada di Kabupaten Halmahera Barat dengan nilai 3,39 persen. Dari sisi pembangunan manusia, walau nilai IPM Kabupaten Halmahera Selatan mengalami peningkatan dari 63,39 menjadi 64,11 pada tahun 2019, nilai ini masih relatif rendah jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya. Hal ini dapat dilihat dari posisi Kabupaten Halmahera Selatan yang hanya berada di peringkat tujuh dari sepuluh kabupaten/kota di Maluku Utara. Sedangkan, untuk angka kemiskinan, masih ada sekitar 5,03 persen penduduk Halmahera Selatan yang berada di bawah garis kemiskinan.

 

PENDAPATAN NASIONAL

Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 merupakan yang tertinggi Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Halmahera Selatan pada tahun 2019 sebesar 12.02 persen.

        Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan suatu ukuran yang menunjukkan seluruh nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun. PDRB merupakan salah satu indikator ekonomi yang penting karena dapat digunakan untuk melihat aktivitas ekonomi, struktur ekonomi, dan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Angka PDRB dapat dilihat berdasarkan harga berlaku dan harga dasar.

        PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dapat digunakan untuk melihat struktur ekonomi di suatu daerah ataupun untuk membandingkan besarnya aktivitas ekonomi antara satu daerah dengan daerah lainnya. Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) digunakan jika ingin pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi, faktor perkembangan harga perlu dihilangkan. PDRB ADHB masih mengandung inflasi, sehinga perkembangan produksi yang ingin disoroti malah tidak bisa terlihat. Itu sebabnya perlu ditetapkan tahun dasar, sehingga perkembangan pertumbuhannya dapat terlihat dan dapat dibandingkan.

        PDRB ADHB Kabupaten Halmahera Selatan pada tahun 2019 mencapai nilai 7,23 triliyun rupiah. Sektor pertanian masih menjadi kontributor terbesar dengan nilai 1,72 triliyun rupiah, diikuti oleh sektor industri pengolahan dengan nilai 1,69 triliyun rupiah. Sedangkan jika melihat laju pertumbuhannya, maka sektor pertambangan dan penggalian merupakan sector dengan laju pertumbuhan terbesar dengan persentase 47,16 persen. Sektor ekonomi dengan laju pertumbuhan tertinggi kedua yaitu industri pengolahan. Kenaikan nilai yang sangat tinggi ini disebabkan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang bergerak di industri pengolahan tambang nikel di Kabupaten Halmahera Selatan, tepatnya di Pulau Obi, sejalan dengan ikut naiknya laju pertumbuhan ekonomi sektor pertambangan dan penggalian dari indutri tambang tersebut. Kenaikan yang tinggi ini kemudian memiliki kontribusi yang tinggi terhadap peningkatan laju pertumbuhan PDRB ADHK Halmahera Selatan sebesar 12,02 persen, yang merupakan laju pertumbuhan tertinggi di Provinsi Maluku Utara.

 

PENGELUARAN PENDUDUK

Pengeluaran penduduk masih didominasi kategori makanan

Rata-rata pengeluaran per kapita penduduk sebesar Rp. 852.007, dimana pengeluaran yang digunakan untuk kategori makanan sebesar Rp. 458.836.

       Pola pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan informasi yang dapat digunakan untuk melihat kesejahteraan penduduk. Besarnya nilai nominal yang dibelanjakan baik dalam bentuk makanan maupun non makanan, secara tidak langsung dapat mencerminkan kemampuan ekonomi rumah tangga dalam mencukupi kebutuhan yang mencakup barang dan jasa. Oleh karena itu tingkat kesejahteraan penduduk secara tidak langsung dapat dilihat dari seberapa besar pengeluaran penduduk baik untuk keperluan konsumsi makanan maupun non makanan. Pengeluaran penduduk juga umum digunakan sebagai pendekatan untuk mengetahui tingkat pendapatan. Pengeluaran riil perkapita penduduknya mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2018. Pada tahun 2019, rata-rata pengeluaran per kapita di Kabupaten Halmahera Selatan mencapai Rp.852.007 perbulan, lebih rendah dibanding pengeluaran per kapita Provinsi Maluku Utara yang berkisar Rp.1.026.090 perbulan.
 

        Secara rata-rata, pengeluaran untuk makanan masih lebih besar dibanding untuk pengeluaran non makanan dengan persentase mencapai 53,85 persen. Secara rata-rata, pengeluaran per kapita penduduk Kabupaten Halmahera Selatan untuk makanan mencapai nilai Rp.458.836. Sedangkan jika dilihat dari jenis makanan, padi-padian menempati urutan pertama, di atas pengeluaran untuk rokok. Pengeluaran per kapita untuk padi-padian mencapai nilai Rp.82.828 sedangkan pengeluaran per kapita untuk rokok mencapai nilai Rp.78.303.


        Konsumsi rokok selama lima tahun sebelumnya selalu mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2014 sampai 2018. Kemudian menurun pada tahun 2019. Meskipun terjadi penurunan konsumsi rokok, namun masih lebih tinggi konsumsi rokok tahun 2019 dibandingkan dengan tahun 2017. Jika pengeluaran rokok ini dapat dialihkan untuk kebutuhan lain, misal untuk pendidikan, maka hal ini dapat menjadi sesuatu yang akan berdampak positif. Sedangkan pada kategori non makanan, sebagian besar pengeluaran dikeluarkan untuk keperluan perumahan dan fasilitas rumah tangga dengan ratarata pengeluaran per kapita senilai Rp.223.959.

 

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Halmahera Selatan

 

Menu Index